Brin mengatakan aktivitas antropogenik menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.

Uncategorized29 Dilihat

TEMPO.CO, Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional atau Brin Kegiatan antropogenik yang terkait dengan pembukaan lahan, pengeringan lahan gambut, dan perluasan vegetasi skala besar seringkali mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan.

Laili Nurhidayah, Peneliti Pusat Kajian Hukum BRIN Ia mengatakan, kebakaran besar pada tahun 2015 mendorong Indonesia membuat program restorasi gambut.

“Masyarakat Pengelola Kebakaran (MPA) merupakan aktor kunci dalam pencegahan dan pengendalian kebakaran di tingkat lokasi,” ujarnya pada dialog budaya pengelolaan kebakaran berbasis masyarakat dan restorasi lahan yang dipantau di Jakarta, Senin, 13 November 2023.

Laili mengatakan, masyarakat yang peduli terhadap api berperan penting dalam melindungi dan memulihkan lahan basah di Indonesia.

Di tahun Dalam studi tahun 2019, BRIN mempelajari komunitas pelindung kebakaran di enam desa di Raya dan Kalimantan Tengah.

Pemodelan dengan menggunakan strategi pengelolaan kebakaran terpadu berfokus pada tiga bidang: ketahanan ekologi, adaptasi kebakaran masyarakat, dan implementasi strategi pengelolaan kebakaran.

“Di setiap desa yang kami temui, kondisi ekosistem gambutnya sama saja rusak,” kata Lely.

Operasi pertanian skala besar telah dilakukan di Desa Lucun dan Temusai, Provinsi Riau. Pembukaan lahan yang dilakukan perusahaan menyebabkan perubahan hidrologi air di Kesatuan Hidrologi Gambut (KHG).

Laili mengatakan, perubahan ekosistem kacang polong akibat pembukaan lahan menyebabkan kekeringan akibat perubahan ekosistem gambut.

iklan

Di tahun Pada tahun 1980an, Desa Temusai mulai mengalami perubahan akibat banyaknya perkebunan kelapa sawit yang dilakukan oleh masyarakat setempat.

Kegiatan antropologi ini mempengaruhi hidrologi gambut. Masyarakat setempat mengakui bahwa air menjadi langka setelah pembukaan lahan pertanian secara besar-besaran.

“Setelah perkebunan, mereka menerima adanya perubahan. Meski mereka bilang kelapa sawit menguntungkan secara ekonomi,” kata Lally.

Baca Juga  Gerindra meminta Sekjen PDIP membenarkan isu Trump Card soal dukungan terhadap Prabowo-Gibran

Pantau Gambut, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada konservasi dan keberlanjutan lahan gambut di Indonesia, berpendapat bahwa seringnya pembakaran lahan gambut di wilayah yang sama dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan keasaman tanah.

Strategi untuk menurunkan keasaman gambut dapat dilakukan dengan kapur dolomit. Namun cara ini memerlukan biaya besar dan tenaga tambahan.

Manajer Kampanye dan Advokasi Pantau Gambut Wahu Perdana mengatakan arang merupakan cara termudah untuk mengurangi keasaman tanah. Jadi, itulah sebabnya tanah itu Kacang polong Seringkali dibakar agar keasamannya berkurang dengan sisa arang.

Pilihan Redaksi: BMKG mengimbau masyarakat mewaspadai terjadinya badai petir dan angin kencang di beberapa wilayah

Selalu update informasi terkini. Simak berita terkini dan berita pilihan dari Tempo.co di channel Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate bergabung Pertama, Anda perlu menginstal aplikasi Telegram.



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *